Sabtu, 31 Maret 2012

Contoh Perhitungan Elastisitas Keuntungan 2



2.    Bila misalkan diketahui fungsi biaya produksi adalah TC = 400 + 25Q. Tentukanlah derajat elastisitas keuntungan (DOL) bila misalkan jumlah produksi sebanyak 200 unit dan harga jual produknya sebesar 40/unit, maka :
Jawab :









          Dapat diartikan, bila penjualan (P x Q) naik sebesar 1% maka keuntungan akan naik sebesar 1,15%. Hal ini bias dibuktikan. Misalkan produksi dinaikan sebesar 100% yg berarti sekarang produksi sebesar 400 unit, maka :






  Dengan  demikian bila jumlah produksi (penjualan) meningkat sebesar 100% maka keuntungan akan meningkat sebesar 115%.


Sumber : http://www.scribd.com/hery.seputro/d/2903501-Modul-8-Elastisitas

Contoh Perhitungan Elastisitas Keuntungan


Contoh Soal :
1.    Pada tahun 2003 sewaktu produksi sebanyak 100 unit laba perusahaan sebessar Rp.5jt, produksi ditingkatkan menjadi sebanyak 500 unit laba meningkat menjadi sebesar Rp. 30jt. Maka besarnya nilai elastisitas keuntungan terhadap produksi adalah : 

Jawab :



       Nilai 1,25 itu dapat dibaca sebagai berikut : Bila jumlah produksi (penjualan) naik sebesar 1% maka tingkat keuntungan akan naik sebesar 1,25% (bila produksi dinaikan sebesar 100% maka tingkat keuntungan akan naik sebesar 125%), sebaliknya bila jumlah produksi berkurang sebanyak 1% maka tingkat keuntungan akan menurun sebesar 1,25%. Secara teoritis setiap nilai positif dari angka elastisitas keuntungan/laba menunjukan nilai pengganda produksi terhadap keuntungan, bila penggandanya lebih dari 1 maka dikatakan keuntungan bersifat elastis terhadap produksi, bila kurang dari 1 di sebut inelastis dan bila sama dengan 1 disebut uniter.

      Angka elastisitas ini sangat bermanfaat bagi bisnis karena melaui angka inilah perusahaan bisa menentukan kebijakan strategis tentang bagaimana masa depan produksi harus dilakukan, apakah harus ditingkatkan dalam jumlah yang signifikan , tetap atau bahkan diturunkan. Bila misalkan nilai elastisitas keuntungan negative maka menurunan jumlah produksi justru menguntungkan

Jumat, 09 Maret 2012

Komputasi Awan Akan Ciptakan Jutaan Lapangan Kerja





KOMPAS.com - Microsoft memprediksi layanan berbasis komputasi awan (cloud computing) akan menciptakan 14 juta lapangan kerja baru di seluruh dunia pada 2015.

Prediksi tersebut berdasarkan studi yang dilakukan oleh International Data Corporation (IDC). IDC menyebutkan, dari 14 juta lapangan kerja baru tersebut, lebih dari 50 persen pekerjaan akan terjadi pada sektor UKM.

Selanjutnya, lebih dari 2 juta pekerjaan masing-masing tercipta pada sektor media dan komunikasi, sektor manufaktur. Sedangkan pada sektor perbankan lapangan pekerja yang tercipta mencapai sekitar 1,4 juta pekerjaan.

Komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis internet (awan), yang dapat mengubah bagaimana teknologi dan informasi memberikan nilai ekonomi bagi sejumlah negara, kota-kota, industri, dan bisnis.

Kepala Riset IDC John F. Gantz mengatakan, pada sebagian organisasi pengembangan berbasis komputasi awan tidak lagi menjadi masalah karena memungkinkan terjadinya pengembalian investasi dan fleksibilitas bagi perusahaan.

Studi tersebut juga menyebutkan bahwa pendapatan dari jasa cloud computing yang dikaitkan dengan inovasi dan kewirausahaan bisa mencapai 1,1 triliun dollar AS pada 2015.

"Efisiensi yang terjadi akibat penggunaan komputasi awan tersebut dapat mendorong pertumbuhan signifikan dalam mengatur investasi dan pertumbuhan lapangan kerja," kata John.

Khusus pada 2011, IDC memperkirakan layanan cloud di seluruh dunia telah mendorong peningkatan pendapatan perusahaan lebih dari 600 miliar dollar AS dan menciptakan lebih dari 1,5 juta lapangan kerja baru.

Saat yang sama belanja cloud publik pada jasa TI mencapai 28 miliar dollar AS, sementara total belanja produk-produk jasa dan TI mencapai 1,7 triliun dollar AS.
Sumber :

Apple vs Motorola, Google dan Android Kena Getahnya



KOMPAS.com - Perseteruan antara Apple vs Motorola Mobility soal paten teknologi ternyata tak hanya melibatkan keduanya. Google dan sistem operasi buatannya, Android yang tak tahu menahu pun ikut kena getahnya.

Hakim dari pengadilan Amerika Serikat pada Rabu (6/3/2012), memerintahkan Google dan Motorola untuk melaporkan informasi perkembangan Android kepada Apple.

Tak hanya itu, hakim dalam kasus tersebut, Richard A. Posner, juga memerintahkan Google untuk menyertakan dokumen akuisisi Motorola yang bernilai 12,5 miliar dolar AS kepada Apple.

Pengacara Apple mengatakan, sistem operasi Android dan proses akuisisi Google atas Motorola sangat relevan dengan gugatan yang diajukan hak paten Apple kepada Motorola.

Ia tak menjelaskan secara rinci, mengapa Apple sangat membutuhkan Android dan dokumen akuisisi.

Pengacara Motorola pun menentang permintaan Apple tersebut. Menurutnya, Google dan Android bukanlah pihak yang diikutsertakan dalam gugatan. Motorola juga tak bisa memaksa Google untuk menyerahkan dokumen akuisisi.

Saat ini, penawaran akuisisi Google atas Motorola Mobility telah disetujui oleh regulator Amerika Serikat dan Eropa pada Februari 2012. Namun, regulator di China, Taiwan, dan Israel, belum menyetujuinya.

Upaya Google membeli Motorola ini, juga disertai dengan 17.000 hak paten dan 7.500 aplikasi paten. Google akan menjadi salah satu perusahaan yang memiliki paten terbesar dalam industri ponsel.

Sumber : http://tekno.kompas.com

Elastisitas Harga Permintaan

    Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.

Koefisien Elastisitas Permintaan

Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :

Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,

atau

Keterangan :

ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal

Dalam perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).

Contoh : Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut :

Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.

Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

Ada lima jenis elastisitas permintaan :

1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis. 3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis. 4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.

Sumber : http://www.scribd.com/hery.seputro/d/2903501-Modul-8-Elastisitas

Tingkat produksi mempengaruhi keuntungan

    

 Persaingan dalam dunia industri dipengaruhi oleh tingkat output yang hasilnya di spesifikasi dengan tingkat 
keuntungan ekonomi yang diperoleh dengan membagi keuntungan ditambah dengan biaya tetap total dan kontribusi keuntungannya. Suatu usaha dapat dikatakan tinggi tingkat pengungkitannya apabila biaya tetap adalah relatif lebih besar (tinggi) dari pada biaya variabelnya.

     Pada umumnya, penggunaan analisis pengungkitan operasi menyatakan secara tidak langsung tingginya tingkat resiko keuntungan sepanjang waktu. Hal tersebut mengartikan peningkatan nilai pengungkitan operasi menyatakan lebih bervariasi keuntungan sepanjang waktu, oleh karena itu tinggi tingkat resikonya. Pengungkitan operasi dapat diukur dengan elastisitas keuntungan, yang biasa disebut  sebagai persentase perubahan keuntungan yang berkaitan dengan satu persen perubahan output.

sumber : http://www.scribd.com/hery.seputro/d/2903501-Modul-8-Elastisitas

ELASTISITAS KEUNTUNGAN

·       
ELASTISITAS KEUNTUNGAN 



                 Elastisitas keuntungan ( elastisitas laba ) adalah merupakan angka pengganda laba ( perusahaan ) sehubungan dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Dengan melihat angka elastisita keuntungan perusahaan dapat mengetahui apakah produksi yang dilakukan memberikan dampak yang signifikan atau tudak terhadap laba perusahaan. Dalam ilmu manajemen keuangan elastisitas keuntungan ini sering di sebut sebagai Degree Operating Leverage (DOL), yang mengukur besarnya presentase perubahan tingkat keuntungan sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Tax – EBIT) terhadap presentase perubahan jumlah produksi.

   Angka elastisitas ini sangat bermanfaat bagi bisnis karena melaui angka inilah perusahaan bisa menentukan kebijakan strategis tentang bagaimana masa depan produksi harus dilakukan, apakah harus ditingkatkan dalam jumlah yang signifikan , tetap atau bahkan diturunkan. Bila misalkan nilai elastisitas keuntungan negative maka menurunan jumlah produksi justru menguntungkan.



Sumber : http://www.scribd.com/hery.seputro/d/2903501-Modul-8-Elastisitas