Istilah Etika berasal dari bahasa
Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya
yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang
melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai
untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata),
etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Etika merupakan suatu ilmu yang
membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia. Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukan.
Warung Tegal
adalah salah satu jenis usaha gastronomi yang
menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Biasa juga disingkat Warteg,
nama ini seolah sudah menjadi istilah generik untuk warung makan kelas menengah
ke bawah di pinggir jalan, baik yang berada di kota Tegal
maupun di tempat lain, baik yang dikelola oleh orang asal Tegal maupun dari
daerah lain.
Warung tegal pada awalnya banyak dikelola oleh masyarakat dari tiga desa di Tegal yaitu warga desa Sidapurna, Sidakaton & Krandon, Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. Mereka mengelola warung tegal secara bergiliran (antar keluarga dalam satu ikatan famili) setiap 3 s/d 4 bulan. Yang tidak mendapat giliran mengelola warung biasanya bertani di kampung halamannya. Pengelola warung tegal di Jakarta yang asli orang Tegal biasanya tergabung dalam Koperasi Warung Tegal, yang populer dengan singkatan Kowarteg.
Pada penulisan kali ini saya akan
menulis etika pada pekerjaan non formil, pekerjaan yang saya ambil sebagai
contoh yaitu warung tegal. Dimana apa saja yang di jajakan dan etika apa saja
yang harus di perlukan dalam usaha warung tegal.
Berikut
ini saya melakukan pengecekan langsung ke warung tegal dekat tempat tinggal
saya. Hidangan-hidangan
di warteg pada umumnya bersifat sederhana dan tidak memerlukan peralatan dapur
yang sangat lengkap. Nasi goreng dan mi instan hampir selalu dapat ditemui,
demikian pula makanan ringan
seperti pisang goreng,
minuman seperti kopi, teh
dan minuman ringan. Beberapa warung tegal
khusus menghidangkan beberapa jenis makanan, seperti sate tegal, gulai
dan minuman khas Tegal teh poci.
Kemudian dari segi etika saya menanyakan
langsung kepada pemilik warung, apa saja etika yang di perlukan dalam usaha
warung tegal.
·
Makanan
yang di di jajakan haruslah bersih dan higienis agar pembeli puas.
· Harga
yang di tawarkan haruslah murah, karena warteg merupakan tempat makan untuk
kalangan menengah ke bawah.
·
Ramah
dan Sopan dalam melayani pelanggan
· Untuk
makan berat seperti nasi dan lauk pauk jangan sampai di simpan untuk ke esokan
harinya.
Sumber :
http://hendrasaputraa.blogspot.com/2014/06/etika-pada-pekerjaan-non-formil-kantin.html
http://empatsekawan14.blogspot.com/2011/12/definisi-warteg.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar